.quickedit{ display:none; }

Hikmah Puasa Ramadhan

Di dalam  Bulan suci Ramadhan kita bisa mendapatkan banyak hikmah di dalamnya, kita bisa memperoleh pelajaran takwa sedemikian rupa, dimana kebutuhan-kebutuhan untuk kelangsungan hidup maupun untuk keturunan pun kita tahan. Untuk kelangsungan hidup, makan dan minum adalah hal yang penting. Dan untuk kelangsungan keturunan, berhubungan dengan istri adalah suatu hal yang penting. Akan tetapi di dalam bulan Puasa Ramadhan, sepenuh hati kebutuhan-kebutuhan tersebut terpaksa ditinggalkan demi keridhoan Allah.
Di dalammya Allah taala mengajarkan bahwa apabila manusia terbiasa meninggalkan keinginan-keinginan maupun kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting seperti itu, maka betapa akan menjadi mudahnya bagi manusia untuk meninggalkan hal-hal yang tidak penting.
Lihatlah di dalam rumah seseorang minuman segar yang bermacam rupa tersedia melimpah, dan ketika itu bibir menjadi kering karena haus. Pada saat itu tidak ada yang menghalangi dia untuk meminumnya, tetapi dia tidak mau melakukannya. Karena dia sedang puasa yang jika dilanggar akan mendatangkan murka Allah. Demikian juga ketika di rumah tersedia makanan-makanan enak, sedang perut melilit karena lapar, lalu tidak ada yang menghalanginya untuk menyantapnya. Akan tetapi dia sengaja tidak menyantapnya, sebab demikian berarti menentang perintah Ilahi.
Nah, ketika kondisi demikian yang terbentuk, bahwa semata-mata demi keridhoan Ilahi, meninggalkan semua kenikmatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, lalu dia melihat bahwa dia dapat meninggalkannya, maka manusia yang dapat meninggalkan hal-hal penting seperti itu demi Allah, bagaimana mungkin dia akan mulai meminum- minuman keras? Dan bagaimana mungkin dia akan makan daging babi? Yaitu hal yang tidak penting sama sekali. Atau misalnya, menjadi pemakan uang sogokan, pemakan riba, mencuri atau menjadi orang yang berhutang tetapi dengan niat tidak akan mengembalikannya?
Ketika dia mengamalkan puasa dengan penuh kejujuran dan dia tidak dapat melakukan apapun tanpa izin serta perintah Allah taala, bagaimana mungkin dia akan berani mengambil harta kotor seperti itu, sama sekali tidak.
Demikian pula halnya bahwa di rumah ada istri yang cantik, namun demi keridhoan Allah semata dia dapat meninggalkannya untuk  30 hari. Maka bagaimana mungkin dia dapat mengumbar hatinya untuk memandang dengan pandangan kotor kepada wanita-wanita bukan muhrim.
Semoga kebiasaan baik yang kita jalani selalama bulan puasa ini menjadi pelajaran yang berarti bagi kita di bulan-bulan yang lain.

No comments:

Post a Comment

Subscribe in a reader